Ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah
SAW: "Apakah keselamatan itu?" Rasulullah SAW menjawab: "Apabila
kamu tidak menipu Allah.'' Ia bertanya lagi: ''Bagaimana menipu Allah
itu?" Rasulullah SAW menjawab: "Apabila kamu melakukan suatu amal
yang telah diperintahkan Allah dan Rasul-Nya kepadamu, tetapi kamu menghendaki
amal itu untuk selain Allah. Takutlah kamu kepada riya', sebab riya' itu
merupakan syirik kecil.
Sesungguhnya orang yang riya' itu besuk pada hari
kiamat akan dipanggil seperti ini: Wahai orang yang riya', wahai orang yang
berkhianat, wahai orang yang durhaka, wahai orang yang rugi, amalmu telah sesat
dan pahalamu telah dibatalkan. Maka tidak ada pahala buat kamu dari sisi Kami.
Pergilah dan ambillah pahalamu dari orang yang kamu beramal untuknya."
Sebagaian hukama' pernah ditanya tentang mukhlish
(orang yang ikhlas), dia menjawab; "Mukhlish yaitu, orang yang
menyembunyikan kebaikannya, sebagaimana dia menyembunyikan keburukannya."
Alqur'an menganalogikan orang yang riya' dalam
beramal adalah seperti batu licin yang atasnya terdapat tanah, kemudian batu
itu ditimpa hujan lebat hingga permukaannya menjadi licin karena tanah yang ada
disitu hanyut tak tersisa sedikitpun. "Orang yang menafkahkan hartanya
karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada
tanah kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu dia bersih (tidak
bertanah)." (QS. Al baqarah:264)
Tamsil Alqur'an tersebut, menunjukkan bahwa
seluruh amaliyah yang didasari dengan riya' akan sia-sia belaka, tidak akan
memperoleh pahala sedikitpun dari Allah. Yang bisa diperoleh hanyalah sanjungan
dan pujian dari manusia, itupun kalau mereka mau memuji dan menyanjungnya.
Kalau tidak, pasti dirinya akan mengalami kerugian, baik di dunia maupun di
akhirat.
Embrio sifar riya' adalah kurang bersihnya hati,
dan lemahnya aqidah hingga dia memerlukan orang lain untuk melihat amaliyah dan
kebaikannya. Orang yang sudah terjangkit sifat riya', selalu bertingkah over
acting. Semuanya serba dipermak dan dimake up, lebih-lebih bila berada di
hadapan orang banyak. Semua tingkah lakunya senantiasa dipermak sedemikian
rupa, sehingga tampaknya menarik dan menimbulkan rasa kagum orang yang
melihatnya.
Shalatnya dibuat lama agar dianggap orang yang
khusyu', wiridnya dibuat keras agar dinilai sebagai sufi, hampir semua perilaku
ibadahnya dibuat-buat. Namun bila berada jauh dari pandangan manusia, maka akan
tampak watak aslinya, yang tidak pernah sempurna shalatnya, fasiq,
bakhil, dan durhaka, bahkan tidak segan-segan menentang perintah Allah dan
menerjang larangannya.
Dalam Kitab Al-Kabair disebutkan, diriwayatkan
oleh 'Adiy bin Hatim al Atha'iy ra. Bahwa dia pernah mendengar Rasulullah
saw bersabda: "Pada hari kiamat nanti, ada segolongan manusia
diperintahkan menuju surga. Ketika mereka telah sampai di dekat surga dan bisa
mencium bau surga, serta dapat melihat istana-istana yang ada di dalamnya, yang
disediakan oleh Allah untuk para kekasih-Nya, kemudian mereka dibelokkan
dari arah surga menuju ke arah neraka. Mereka tidak memperoleh bagian
sedikitpun dari surga. Mereka kembali dengan bersedih dan menyesali diri,
orang-orang yang dahulu dan yang terakhir juga kembali seperti mereka. Mereka lalu berkata: "Wahai Tuhan kami,
mestinya Engkau memasukkan kami ke dalam neraka, sebelum kami melihat apa yang
baru saja kami lihat dari berbagai pahala yang telah Engkau sediakan untuk para
kekasih-Mu. Sungguh keadaan seperti ini lebih hina bagi kami." Kemudian
Allah berfirman: "Aku tidak menghendaki kamu demikian, tetapi kamu saat
berada di tempat yang sepi (jauh dari pandangan orang) kamu berani melakukan
dosa besar terhadap-Ku. Sedangkan pada saat kamu bertemu orang, kamu bersifat
khusyu' dan merendahkan diri dengan seluruh amal kebajikanmu dihadapan mereka.
Hal ini bertentangan dengan apa yang kamu berikan
kepada-Ku dari dalam hatimu. Kamu punya rasa hormat terhadap manusia, tapi
tidak punya rasa hormat terhadap-Ku, kamu mengagungkan manusia tetapi tidak
mengagungkan diri-Ku, kamu meninggalkan kemaksi'atan karena manusia, tidak
karena diri-Ku. Maka pada hari ini kamu merasakan siksaan-Ku yang amat pedih
dan Aku mengharamkan seluruh pahala-Ku kepadamu."
Mudah-mudahan kita dijauhkan dari sifat-sifat
tercela tersebut. Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar