Halaman

Senin, 30 November 2015

Media & Anak

“Mana yang lebih menarik dan bermanfaat, game bouncing balls vs Moto racing gp? Atau Baal Veer vs Upin Ipin?”


            Kali ini kami berhasil mewawancarai dan mengobservasi salah satu anak dan orangtuanya mengenai aktivitas yang dilakukan, dan media yang disukainya. Gesang, 7 tahun, seorang anak yang kami wawancarai. Ia menyukai film Baal Veer yang tayang di stasiun tv ANTV, games Bouncing Balls dan Moto Racing Gp yang tersedia di laptop maupun gadget. Menurutnya film dan permainan ini sangat menyenangkan, terutama jika dijadikan media hiburan ketika waktu luang. Meskipun demikian, Gesang merupakan anak yang tidak terfokus pada satu jenis kegiatan saja, Gesang mudah bosan dengan kegiatan yang monoton. Hal ini dibuktikan dengan aktifitasnya yang selalu berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya seperti menonton televisi, lalu bermain dakon, dan juga bermain game di laptop dalam waktu singkat.
Intensitas Gesang bermain game terbilang masih bisa teratasi karena orang tua Gesang memberi batasan waktu kepada Gesang untuk bermain game ketika berada di rumah, akan tetapi orang tua Gesang tidak memungkiri bahwa mereka kurang mengetahui kegiatan yang dilakukan Gesang ketika berada di sekolah atau ketika bermain dengan teman sebaya dan lingkungannya. Untuk media televisi, orang tua Gesang tidak memberi batasan, akan tetapi Gesang terbilang kurang signifikan dalam penggunaan media tersebut. Berikut data media yang digunakan Gesang.
Data Umum
Jenis  : Game
Nama : Bouncing Balls
Tahun  : 2015
Jenis  : Game
Nama : Moto Racing GP
Tahun  : 2015
Jenis : Film
Nama : Baal Veer
Tahun : 2012
Jenis : Film
Nama : Upin Ipin eps. Istimewa Hari Raya
Tahun : 2012
Penyampaian content
Game animasi
Game animasi
Film
Film
Content
·         Berisi tentang bagaimana memperoleh poin dengan menembak balon/bola.
·         Berisi tentang pertandingan berbentuk balapan motor.
·         Berceritakan tentang petualangan anak laki-laki yang mempunyai kemampuan supranatural didunia beberapa peri serta dunia manusia
·         Bercerita tentang seorang kakak dan nenek yang mengajarkan dua anak kembar berpuasa, bersiap menyambut hari raya Idul Fitri
Tujuan / materi yang ingin disampaikan / pelajaran yang bisa diambil
·         Untuk mendapat rasa senang
·         Untuk menghindari bola jatuh
·         Untuk mendapat rasa senang
·         Agar bisa mengalahkan motor lain
·         Menuntas kejahatan
·         Kekurangan: menanam kejahatan dan perasaan dendam
·         Untuk belajar membiasakan diri berpuasa, bangun pagi hari, dan menahan diri dari godaan
Sasaran pembaca / penonton
·         Semua umur baik laki-laki atau perempuan karena tidak ada unsur sara
·         Bentuk sajian pada game berwarna sehingga cocok untuk anak-anak.
·         Cocok untuk anak-anak namun dengan pengawasan orang tua karena dalam game dapat mengajarkan persaingan yang tidak sehat seperti menyenggol motor lain.
·         Cocok untuk anak laki-laki.
·         Semua umur karena tidak mengandung unsur sara dan adegan dewasa
·         Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena peran yang ditayangkan umum
·         Semua umur karena tidak ada unsur sara dan adegan dan percakapan yang mendidik
·         Cocok untuk laki-laki dan perempuan karena menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seseorang
Pengemasan media (kelebiham dan kelemahan)
·         Penuh warna sehingga berguna untuk mengenalkan jenis-jenis warna.
·         Sesuai usia anak karena cara bermain game yaitu dengan hanya dengan menggeserkan ke kanan dan kiri.
·         Desain game dibuat serupa dengan arena balap sesungguhnya sehingga membuat anak mampu membayangkan seperti berada di arena sungguhan.
·         Kreatif, namun kurang sesuai untuk usia yang dituju karena imajinasi yang kurang masuk akal dengan kehidupan nyata
·         Settingan tempat dibuat seperti negeri kayangan yang bersifat khayalan
·         Penuh warna
·         Sesuai tujuan
·         Sesuai usia yang dituju
·         Kurang jelas apa yang disampaikan karena bahasa kurang lugas
Teori yang relevan
Menurut IDEA (The Individuals eith Disabilities Education Act) anak usia 5-7 sudah dapat mengenali unsur yang hilang dari suatu gambar mengenai huruf tunggal, mengingat simbol abstrak. Dalam game ini menunjukkan bagaimana bola yang berwarna-warni dapat menghilang apabila di tembak.
Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia 7 tahun berada pada fase ketiga yaitu operasional kongkret. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif (Santrock, 2007: 254). Pada tahap operasional kokret ini anak-anak bisa menggunakan berbagai operasi mental, seperti penalaran, memecahakan masalah-masalah konkret (nyata). Anak-anak pada usia ini dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangan banyak aspek dari situasi (Papalia dkk,2009:443). Selama periode operasional kongret, anak-anak cepat memperoleh operasi kognitif dan menerapkan keterampilan baru yang penting ketika berpikir tentang objek dan peristiwa yang mereka alami” (Shaffer dan Kipp, 2010:271). 


-
·         Menurut Kohlberg, Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.Tahap 1 : Orientasi hukuman dan ketaatan ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.

                       

Analisis dari kedua media :
                                               

Menurut kami kedua media tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Pada game Bounce menurut kami memiliki lebih banyak sisi positifnya antara lain, segi pewarnaannya yang penuh warna pada bola-bolanya. Selain itu permainan ini memiliki cara bermain yang mudah yaitu dengan cara menggeserkan ke kanan atau ke kiri saja. Dari game ini anak juga bisa berlatih untuk teliti dan menguji ketangkasan agar bola yang ditembak tidak jatuh.

                             

Pada game Moto GP juga memiliki desain game yang sesuai dengan arena balap yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan alternatif kepada anak-anak untuk berlatih mengendarai kendaraan sejak dini. Akan tetapi game ini memang lebih cocok untuk anak laki-laki karena pertandingan racing lebih identik bersifat maskulin. Dalam game ini juga diajarkan bagaimana anak dapat bersaing menjadi pemenang.
                            

Pada media film seperti Baal Veer, meskipun film tersebut tidak mengandung unsur sara dan mampu memberi pesan moral dengan menolong orang lain, namun orang tua harus tetap membimbing anak dan menjelaskan bahwa film tersebut merupakan film imajinatif  dan terbilang tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Misalnya settingan tempat yang berada di sebuah negeri kayangan, ketika pemeran Ballu dapat berkomunikasi dengan peri, dapat mengeluarkan cahaya, dan dapat menerbangkan benda-benda di sekitarnya. Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, hampir tidak mungkin seorang anak laki-laki mampu mengeluarkan cahaya dan bisa terbang.

                             

Menurut kami, film yang lebih cocok untuk anak seusia Gesang adalah film Upin Ipin, film ini cocok untuk semua umur terutama anak-anak, sangat mendidik karena desain yang dibuat seperti kehidupan nyata, mengajarkan seseorang mengenai makna-makna kehidupan, dan tidak mengandung unsur sara, sehingga ketika bisa diaplikasikan pada anak yang masih memasuki tahap operasional konkret yang bernalar secara logis mengenai peristiwa-peristiwa konkret. Pada film tersebut juga diajarkan nilai-nilai moral tentang bagaimana menghormati orang yang lebih tua, belajar berpuasa, dan bermain bersama teman sebaya.
            Kami menyarankan kepada orang tua untuk tetap memberi pengawasan pada saat anak bermain game atau menonton film yang disukai. Hal tersebut selain dapat menemani anak saat melakukan aktifitas kesukaannya, orang tua juga dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dipelajari anak melalui media. Selain itu orang tua dan anak dapat menjalin kelekatan yang lebih mendalam, dan bisa membimbing anak mengenai konten yang disampaikan dalam media tersebut. Orang tua harus lebih aware terhadap perkembangan media saat ini. Meskipun media hiburan yang disajikan menyenangkan, namun tidak semua media mampu memberi nilai-nilai postif secara signifikan. Kami tidak sepenuhnya menilai games yang dimainkan negative, akan kami lebih menyukai games bouncing balls karena dalam game ini, anak diajarkan berbagai warna-warna, games tersebut juga mampu melatih ketangkasan anak seperti kefokusan anak pada bola yang dilempar dan tetap memposisikan agar bola tersebut tidak terjatuh, cocok untuk anak tahap operasional konkret yang proses pemikirannya diarahkan kepada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak komplek selama problem itu konkret dan tidak abstrak.



Media lain yang kami sarankan juga untuk subjek dan orangtua yaitu dengan memberikan dongeng menggunakan boneka tangan. Jenis kegiatannya adalah orang tua membacakan cerita dengan boneka tangan dan anak menyimak ceritanya. Media tersebut dapat membangun kelekatan antara anak dan orang tuanya, juga memberikan pesan-pesan moral dari cerita yang dibacakan seperti cerita-cerita rakyat, dongeng, dan lain-lain.




Created by:
Hanifah Dwi astiti        (135120301111054)
Siti Khumaeroh            (135120307111070)
Anak & Media
B-5 Psikologi Perkembangan Anak
Universitas Brawijaya
2015