Halaman

Senin, 30 November 2015

Media & Anak

“Mana yang lebih menarik dan bermanfaat, game bouncing balls vs Moto racing gp? Atau Baal Veer vs Upin Ipin?”


            Kali ini kami berhasil mewawancarai dan mengobservasi salah satu anak dan orangtuanya mengenai aktivitas yang dilakukan, dan media yang disukainya. Gesang, 7 tahun, seorang anak yang kami wawancarai. Ia menyukai film Baal Veer yang tayang di stasiun tv ANTV, games Bouncing Balls dan Moto Racing Gp yang tersedia di laptop maupun gadget. Menurutnya film dan permainan ini sangat menyenangkan, terutama jika dijadikan media hiburan ketika waktu luang. Meskipun demikian, Gesang merupakan anak yang tidak terfokus pada satu jenis kegiatan saja, Gesang mudah bosan dengan kegiatan yang monoton. Hal ini dibuktikan dengan aktifitasnya yang selalu berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya seperti menonton televisi, lalu bermain dakon, dan juga bermain game di laptop dalam waktu singkat.
Intensitas Gesang bermain game terbilang masih bisa teratasi karena orang tua Gesang memberi batasan waktu kepada Gesang untuk bermain game ketika berada di rumah, akan tetapi orang tua Gesang tidak memungkiri bahwa mereka kurang mengetahui kegiatan yang dilakukan Gesang ketika berada di sekolah atau ketika bermain dengan teman sebaya dan lingkungannya. Untuk media televisi, orang tua Gesang tidak memberi batasan, akan tetapi Gesang terbilang kurang signifikan dalam penggunaan media tersebut. Berikut data media yang digunakan Gesang.
Data Umum
Jenis  : Game
Nama : Bouncing Balls
Tahun  : 2015
Jenis  : Game
Nama : Moto Racing GP
Tahun  : 2015
Jenis : Film
Nama : Baal Veer
Tahun : 2012
Jenis : Film
Nama : Upin Ipin eps. Istimewa Hari Raya
Tahun : 2012
Penyampaian content
Game animasi
Game animasi
Film
Film
Content
·         Berisi tentang bagaimana memperoleh poin dengan menembak balon/bola.
·         Berisi tentang pertandingan berbentuk balapan motor.
·         Berceritakan tentang petualangan anak laki-laki yang mempunyai kemampuan supranatural didunia beberapa peri serta dunia manusia
·         Bercerita tentang seorang kakak dan nenek yang mengajarkan dua anak kembar berpuasa, bersiap menyambut hari raya Idul Fitri
Tujuan / materi yang ingin disampaikan / pelajaran yang bisa diambil
·         Untuk mendapat rasa senang
·         Untuk menghindari bola jatuh
·         Untuk mendapat rasa senang
·         Agar bisa mengalahkan motor lain
·         Menuntas kejahatan
·         Kekurangan: menanam kejahatan dan perasaan dendam
·         Untuk belajar membiasakan diri berpuasa, bangun pagi hari, dan menahan diri dari godaan
Sasaran pembaca / penonton
·         Semua umur baik laki-laki atau perempuan karena tidak ada unsur sara
·         Bentuk sajian pada game berwarna sehingga cocok untuk anak-anak.
·         Cocok untuk anak-anak namun dengan pengawasan orang tua karena dalam game dapat mengajarkan persaingan yang tidak sehat seperti menyenggol motor lain.
·         Cocok untuk anak laki-laki.
·         Semua umur karena tidak mengandung unsur sara dan adegan dewasa
·         Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena peran yang ditayangkan umum
·         Semua umur karena tidak ada unsur sara dan adegan dan percakapan yang mendidik
·         Cocok untuk laki-laki dan perempuan karena menceritakan tentang kehidupan sehari-hari seseorang
Pengemasan media (kelebiham dan kelemahan)
·         Penuh warna sehingga berguna untuk mengenalkan jenis-jenis warna.
·         Sesuai usia anak karena cara bermain game yaitu dengan hanya dengan menggeserkan ke kanan dan kiri.
·         Desain game dibuat serupa dengan arena balap sesungguhnya sehingga membuat anak mampu membayangkan seperti berada di arena sungguhan.
·         Kreatif, namun kurang sesuai untuk usia yang dituju karena imajinasi yang kurang masuk akal dengan kehidupan nyata
·         Settingan tempat dibuat seperti negeri kayangan yang bersifat khayalan
·         Penuh warna
·         Sesuai tujuan
·         Sesuai usia yang dituju
·         Kurang jelas apa yang disampaikan karena bahasa kurang lugas
Teori yang relevan
Menurut IDEA (The Individuals eith Disabilities Education Act) anak usia 5-7 sudah dapat mengenali unsur yang hilang dari suatu gambar mengenai huruf tunggal, mengingat simbol abstrak. Dalam game ini menunjukkan bagaimana bola yang berwarna-warni dapat menghilang apabila di tembak.
Menurut Piaget perkembangan kognitif anak usia 7 tahun berada pada fase ketiga yaitu operasional kongkret. Pada tahapan ini, pemikiran logis menggantikan pemikiran intuitif (Santrock, 2007: 254). Pada tahap operasional kokret ini anak-anak bisa menggunakan berbagai operasi mental, seperti penalaran, memecahakan masalah-masalah konkret (nyata). Anak-anak pada usia ini dapat berpikir dengan logis karena mereka tidak terlalu egosentris dari sebelumnya dan dapat mempertimbangan banyak aspek dari situasi (Papalia dkk,2009:443). Selama periode operasional kongret, anak-anak cepat memperoleh operasi kognitif dan menerapkan keterampilan baru yang penting ketika berpikir tentang objek dan peristiwa yang mereka alami” (Shaffer dan Kipp, 2010:271). 


-
·         Menurut Kohlberg, Penalaran prakonvensional adalah tingkat yang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai-nilai moral,penalaran moral dikendalikan oleh imbalan (hadiah) dan hukuman ekternal.Tahap 1 : Orientasi hukuman dan ketaatan ialah tahap pertama dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini perkembangan moral didasarkan atas hukuman. Anak-anak taat karena orang-orang dewasa menuntut mereka untuk taat.

                       

Analisis dari kedua media :
                                               

Menurut kami kedua media tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Pada game Bounce menurut kami memiliki lebih banyak sisi positifnya antara lain, segi pewarnaannya yang penuh warna pada bola-bolanya. Selain itu permainan ini memiliki cara bermain yang mudah yaitu dengan cara menggeserkan ke kanan atau ke kiri saja. Dari game ini anak juga bisa berlatih untuk teliti dan menguji ketangkasan agar bola yang ditembak tidak jatuh.

                             

Pada game Moto GP juga memiliki desain game yang sesuai dengan arena balap yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan alternatif kepada anak-anak untuk berlatih mengendarai kendaraan sejak dini. Akan tetapi game ini memang lebih cocok untuk anak laki-laki karena pertandingan racing lebih identik bersifat maskulin. Dalam game ini juga diajarkan bagaimana anak dapat bersaing menjadi pemenang.
                            

Pada media film seperti Baal Veer, meskipun film tersebut tidak mengandung unsur sara dan mampu memberi pesan moral dengan menolong orang lain, namun orang tua harus tetap membimbing anak dan menjelaskan bahwa film tersebut merupakan film imajinatif  dan terbilang tidak mungkin terjadi di kehidupan nyata. Misalnya settingan tempat yang berada di sebuah negeri kayangan, ketika pemeran Ballu dapat berkomunikasi dengan peri, dapat mengeluarkan cahaya, dan dapat menerbangkan benda-benda di sekitarnya. Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, hampir tidak mungkin seorang anak laki-laki mampu mengeluarkan cahaya dan bisa terbang.

                             

Menurut kami, film yang lebih cocok untuk anak seusia Gesang adalah film Upin Ipin, film ini cocok untuk semua umur terutama anak-anak, sangat mendidik karena desain yang dibuat seperti kehidupan nyata, mengajarkan seseorang mengenai makna-makna kehidupan, dan tidak mengandung unsur sara, sehingga ketika bisa diaplikasikan pada anak yang masih memasuki tahap operasional konkret yang bernalar secara logis mengenai peristiwa-peristiwa konkret. Pada film tersebut juga diajarkan nilai-nilai moral tentang bagaimana menghormati orang yang lebih tua, belajar berpuasa, dan bermain bersama teman sebaya.
            Kami menyarankan kepada orang tua untuk tetap memberi pengawasan pada saat anak bermain game atau menonton film yang disukai. Hal tersebut selain dapat menemani anak saat melakukan aktifitas kesukaannya, orang tua juga dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dipelajari anak melalui media. Selain itu orang tua dan anak dapat menjalin kelekatan yang lebih mendalam, dan bisa membimbing anak mengenai konten yang disampaikan dalam media tersebut. Orang tua harus lebih aware terhadap perkembangan media saat ini. Meskipun media hiburan yang disajikan menyenangkan, namun tidak semua media mampu memberi nilai-nilai postif secara signifikan. Kami tidak sepenuhnya menilai games yang dimainkan negative, akan kami lebih menyukai games bouncing balls karena dalam game ini, anak diajarkan berbagai warna-warna, games tersebut juga mampu melatih ketangkasan anak seperti kefokusan anak pada bola yang dilempar dan tetap memposisikan agar bola tersebut tidak terjatuh, cocok untuk anak tahap operasional konkret yang proses pemikirannya diarahkan kepada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak komplek selama problem itu konkret dan tidak abstrak.



Media lain yang kami sarankan juga untuk subjek dan orangtua yaitu dengan memberikan dongeng menggunakan boneka tangan. Jenis kegiatannya adalah orang tua membacakan cerita dengan boneka tangan dan anak menyimak ceritanya. Media tersebut dapat membangun kelekatan antara anak dan orang tuanya, juga memberikan pesan-pesan moral dari cerita yang dibacakan seperti cerita-cerita rakyat, dongeng, dan lain-lain.




Created by:
Hanifah Dwi astiti        (135120301111054)
Siti Khumaeroh            (135120307111070)
Anak & Media
B-5 Psikologi Perkembangan Anak
Universitas Brawijaya
2015

Minggu, 13 April 2014

Tabir Hati

Ya Allah betapa cemburu nya diriku akan ketaatan malaikatMu
Betapa cemburu nya diriku mengetahui kedekatanMu dan RasulMu
Betapa cemburu nya diriku melihat orang-orang yang selalu taat akan perintahMu
Betapa cemburu nya diriku akan mereka dan zat kedekatanMu

Maka kuatkanlah hatiku untuk selalu menambatkan hatiku hanya padaMu ya Rabb
Jiwa-jiwa itu hanya membuat pikiran kacau
Membendung dosa bersalah yang tak tau titik terpa nya
Merenyuhkan hati dan perasaan berfikir sebab akibat

Ya Rabb izzati... Maafkan hambaMu yang belum bisa sepenuhnya menjadi yang terbaik untukMu
Namun dalam benak ini tak henti berharap keridhoanMu atas ikhtiarku
Berusaha mengabdikan diri dalam tambatan ikrarMu
Bukan sekedar omong kosong tak tentu

Semoga dalam nestapaku berakhir pada jalanMu
Dalam salahku berakhir pada hikmahMu
Dalam ikhtiarku berakhir pada ridhoMu
Dalam dekapMu berakhir pada SurgaMu amiin..

Rabbanaa dzholamnaa anfusanaa waillam taghfirlanaa watarhamnaa lanakuwnanna minal khoosiriin..
Rabbanaa aatinaa fidduniyaa hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa 'azaabannaar.. u_u

Sabtu, 12 April 2014

Hubungan Interpersonal: Cinta

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Interpersonal Mengenai Cinta”.
            Adapun isi makalah ini pembahasan mengenai pengertian cinta, skala cinta, karakteristik cinta, komponen utama cinta, gaya percintaan, dan faktor-faktor yang berkaitan dengan cinta.
            Penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.







                                                                                                                                   
                                                                                                           Malang, April 2014

                                                                                                            Penyusun



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR……………………………………………………... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ………..……………………………………………..... 3
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………………….... 3
1.3  Tujuan Penulisan.……………………………………………………..... 3
1.4  Manfaat Penulisan.…………………………………………………....... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1  Pengertian Cinta.……………………………………………………...... 4
2.2  Jenis-Jenis Cinta…………………………………….………………...... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1  Karakteristik Cinta……………….………………………………....…... 6
3.2  Skala Cinta Menurut Rubin……………………..…..…………...……..... 6
3.3  Komponen Utama Cinta……………...………………………….....….... 6
3.4  Ciri Khas Cinta Menurut Davis...………………………………...….…... 7
3.5  Gaya Percintaan…………………............................................................ 8
3.6  Faktor-Faktor Yang Berkaitan Dengan Cinta………...…………...…...… 9
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 13
4.2 Saran…………………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
     Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling istimewa, mempunyai fitrah untuk dapat berfikir dan merasakan, memahami setiap kejadian, dan mengetahui apa yang harus dilakukan. Salah satu keistimewaan lainnya yang dimiliki manusia adalah dapat merasakan cinta. Setiap manusia tentunya tidak dapat hidup dengan hanya kekuatannya masing-masing. Setiap manusia butuh hidup bersosial untuk dapat memahami orang-orang sekitarnya. Ketika seseorang merasakan cinta kepada orang lain, membuat rasa kepedulian tersebut dapat terpupuk didalamnya. Akan tetapi, terkadang bentuk cinta yang ditunjukkan seseorang berbeda-beda. Ada yang terbuka, ada yang tertutup, ada yang mudah merasakan cinta, namun ada pula yang mudah melepaskan cinta. Hal-hal tersebut tentunya terdapat faktor yang melatarbelakangi, dengan demikian penulis akan memaparkan penjelasan mengenai Cinta, untuk mengetahui apa saja hal-hal yang berkaitan dengan Cinta tersebut.

1.2    Rumusan Masalah
     Apa itu Cinta?
     Bagaimana karakteristik Cinta?
     Faktor apa saja yang berkaitan dengan Cinta?
1.3    Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan penulisan laporan ini diantaranya:
     Untuk mengetahui apa itu Cinta
     Untuk mengetahui karakteristik Cinta
     Untuk mengetahui faktor apa saja yang berkaitan dengan Cinta
1.4    Manfaat Penulisan
     Adapun manfaat dari penulisan laporan ini diantaranya:
     Dapat memahami makna Cinta
     Dapat memahami karakteristik Cinta
     Dapat memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan Cinta


BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Cinta
Menurut Scott Peck, Cinta adalah keinginan untuk mengembangkan diri sendiri dengan maksud memelihara pertumbuhan spiritual sendiri atau perkembangan spiritual orang lain. 
Menurut Erich Fromm cinta adalah suatu seni yang memerlukan pengetahuan serta latihan. Cinta adalah suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreatifitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspek memberi dan bukan hanya menerima.
Cinta (love) adalah reaksi emosional yang sama di kenalnya dan sama mendasarnya dengan rasa marah, kesedihan, kegembiraan dan rasa takut (Shaver, Morgan, & Wu, 1996). Aron, Paris, dan Aron (1995) menentukan bahwa jatuh cinta mendorong terjadinya peningkatan self–efficacy dan self-esteem. Penelitian menunjukkan cinta adalah sesuatu yang lebih dari sekedar pertemanan biasa dan melebihi rasa tertarik secara romantis atau seksual dengan seseorang. Cinta mengandung komponen-komponen kognitif (seperti membuat komitmen) disamping komponen yang emosional.  Jadi dapat disimpulkan bahwa cinta adalah suatu kombinasi emosi, kognisi, dan perilaku yang dapat terlibat dalam hubungan intim.

          2.2 Jenis-Jenis Cinta
·  Cinta Passionate
  Cinta Membara (Passionate Love) merupakan suatu respons emosional yang intensif dan seringkali tidak realistik terhadap orang lain.  Orang yang mengalami emosi ini biasanya menginterpretasikannya sebagai “Cinta sejati”, sementara pengamat dari luar akan lebih menamainya “Kegilaan”.  Pengertian lain menyebutkan bahwa Cinta Passionate adalah suatu kondisi penguatan yang berlangsung lama pada penyatuan seseorang pada orang lain. Para pecinta yang bergairah saling menyerap satu dengan yang lain, merasa senang sekali pada kehadiran cinta pasangannya, dan merasa sedih kehilangannya.
Cinta passionate bersifat emosional, bersemangat, dan intens. Jika terbalas, maka seseorang akan merasakan suatu penyelesaian dan kegembiraan. Sedangkan cinta tak berbalas (unrequited love) merupakan cinta yang dirasakan oleh satu orang kepada orang lain yang tidak dirasakan oleh orang sebaliknya. Hal ini paling umum di antara orang-orang dengan gaya kelekatan cemas—ragu-ragu, terutama pada laki-laki masa remaja akhir dan dewasa awal. Jika cinta seseorang tersebut tidak berbalas, maka ia akan merasa ditolak, hampa atau putus asa; sementara individu yang tidak bersedia untuk merespons merasa bersalah.
Seperti halnya bentuk lain kegembiraan emosional, cinta passionate juga melibatkan adanya silih berganti antara kegembiraan dan kesuraman, perasaan geli yang menggembirakan dan perasaan kemalangan yang menyedihkan. Cinta yang penuh gairah selalu memengaruhi pikiran si pecinta dengan pikiran-pikiran tentang yang dicintai. Secara keseluruhan, cinta membara tampaknya merupakan campuran antara ketertarikan seksual, keterangsangan fisiologis, hasrat untuk dekat secara fisik, dan kebutuhan yang intensif untuk dicintai. Meskipun cinta membara adalah pengalaman yang umum, namun cinta ini terlalu intens dan terlalu meluap-luap untuk dapat dipertahankan sebagai keadaan yang permanen.

        ·   Cinta Karib
Cinta karib merupakan cinta yang didasarkan pada suatu pertemanan, saling ketertarikan, minat yang sama, saling menghargai, dan kepedulian terhadap kesejahteraan masing-masing. Pengertian lain menyebutkan bahwa cinta karib (Companionate Love) adalah kasih sayang yang kita rasakan kepada seseorang yang sangat berkaitan dengan hidup kita. Cinta semacam inilah yang dapat mempertahankan hubungan dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan jenis cinta ini dapat berlangsung lama.




BAB III
PEMBAHASAN


3.1 Karakteristik Cinta:
ƒ Kelekatan secara fisik dan emosional
Kita adalah makhluk sosial, ditakdirkan untuk terikat dengan orang lain. Timbul perasaan ingin selalu dekat, dan merasa rindu saat lama tidak berjumpa. Bahkan membuat kita mudah untuk menemukannya di tengah kerumunan orang.

ƒ Perhatian (caring)
           Timbul keinginan untuk memperhatikan segala tingkah laku dan hal-hal yang disukainya,                           maupun yang tidak.

ƒ Hubungan yang intim (intimacy)
Timbul kedekatan dan intensitas bertemu semakin besar.

3.2 Skala Cinta Menurut Rubin
·      Kelekatan (attachment): kasih sayang, perasaan membutuhkan & mendesak
·      Keinginan untuk memberi perhatian pada seseorang: Hasrat untuk mengutamakan kesejahteraan seseorang dan peka terhadap kebutuhan-kebutuhannya
·      Rasa percaya dan pengungkapan diri

3.3 Komponen Utama Cinta:
·      Memberi perhatian (caring)
·      Perasaan membutuhkan (needing)
·      Rasa percaya (trust)
·      Toleransi terhadap kesalahan partnernya

3.4 Ciri khas Cinta Menurut Davis (1985)
·      Kelompok birahi (passion): perasaan tertarik atau terpesona, keinginan seksual & eksklusif
·      Kelompok caring: memberi perhatian.

3.5    Robert Stenberg (1987): Triangular theory of love



Mengenai jenis-jenis cinta sebagai kombinasi dari tiga komponen dasar cinta:
·      Intimacy: meliputi perasaan keterikatan, kedekatan, keterhubungan, dll.
·      Passion: meliputi antara cinta yang romantis dan daya tarik seksual.
·      Commitment: keputusan untuk tetap bersama pasangan dalam waktu yang panjang. 
Kombinasi yang berbeda dari ketiga komponen menghasilkan berbagai jenis cinta. Misalnya, kombinasi keintiman dan komitmen dalam cinta kasih penuh kasih sayang (compassionate love), sedangkan kombinasi gairah dan keintiman menyebabkan gairah cinta (passionate love).

3.6 Gaya Percintaan
Menurut Lee terdapat 6 bentuk atau gaya cinta:    
1.    Cinta Romantik
Sering juga disebut cinta pada pandangan pertama, cinta ini memiliki ketulusan untuk memberikan cinta dan datang tanpa tahu alasan yang ada di balik cinta. Orang-orang yang memiliki tipe ini biasanya menuntut kesempurnaan secra fisik pasangannya. Mereka lebih menyukai orang-orang untuk dijadikan pasangannya melalui penampilan fisik.

2.    Cinta Memiliki
Cinta yang memilki ketergantungan yang amat sangat pada orang yang dia cintai, bisa disebut juga dengan “cinta mati”. Memiliki obsesi yang tinggi pada pasangannya sehingga pasangan cenderung posesif dan mudah depresi yang diakibatkan oleh permasalahan yang ada pada hubungannya. Misalnya, saya tidak dapat bersantai jika saya menyangka kekasih saya bersama dengan orang lain.

3.    Cinta Kawan Baik
Cinta yang berawal dari persahabatan dan intensitas bertemu yang tinggi, sehingga timbul rasa saling memahami dan timbul empati antar kedua belah pihak. Hingga menimbulkan rasa cinta.

4.    Cinta Pragmatic
Tipe cinta ini lebih mengutamakan kedepannya mengenai hubungan. Orang-orang yang memiliki tipe cinta ini cenderung memilih pasangan yang sekiranya adalah orang yang tepat untuk menjadi pasangan hidupnya. Mereka mencari pasangan yang memiliki latar belakang yang sama dan cenderung dapat mendukung karirnya, serta memberikan semangat untuk setiap aktivitasnya.


5.    Cinta Altruistic
Tipe cinta ini cenderung self-giving love dan egoless. Orang-orang bertipe cinta ini tidak mementingkan diri sendiri dan cenderung melakukan segala sesuatu untuk pasangannya. Misalnya jika pasangan saya sakit, lebih baik saya yang sakit daripada dia. Cinta yang dimiliki oleh orang-orang yang bertipe ini sangatlah kuat, bahkan mereka mungkin lebih mencintai pasangannya daripada dirinya sendiri.

6.    Cinta Main-Main
Pemain cinta yang biasa disebut dengan “play boy” dan ”play girl” yang melandasi suatu hubunganungan hanya karena ingin mendapatkan kepuasan sementara dari hubungan tersebut. Tak jarang, cinta hanya dilandasi dengan rasa penasaran, bila target telah tercapai, maka biasanya hubungan akan segera berahir.

3.7  Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Cinta
1.    Ganjaran (reward)
             Rasa suka dapat meningkat menjadi rasa cinta, tergantung ganjaran yang diterima.

2.    Perbedaan Gender
·      Stereotipe dalam masyarakat: wanita lebih romantis dari pria. Hasil riset: kebalikannya
·      Wanita lebih sering memutuskan hubungan dari pada pria. Akibat: pria lebih mengalami depresi, kesepian & tidak bahagia setelah hubungan berakhir.
·      Ada berbagai gaya percintaan pria & wanita: pria cenderung bgaya percintaan romantic, main-main atau egoistik, sedangkan wanita cenderung pada gaya cinta persahabatan, obsessive atau insecure atau pragmatik.






BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penulisan ini diantaranya:
Karakteristik Cinta:
ƒ Kelekatan secara fisik dan emosional
ƒ Perhatian (caring)
ƒ Hubungan yang intim (intimacy)

 Ciri khas Cinta Menurut Davis (1985)
·      Kelompok birahi (passion)
·      Kelompok caring: memberi perhatian.

 Gaya Percintaan
Menurut Lee terdapat 6 bentuk atau gaya cinta:    
1.      Cinta Romantik
2.      Cinta Memiliki
3.      Cinta Kawan Baik
4.      Cinta Pragmatic
5.      Cinta Altruistic
6.      Cinta Main-Main
         Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Cinta:
   Ganjaran (reward)
          Perbedaan Gender


4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1.      Saran untuk Subjek
Disarankan agar masing-masing subjek dapat mempertahankan cinta yang sudah ada karena dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa baik wanita maupun pria sama-sama mendapatkan skor yang berada pada level/interval yang tinggi baik untuk cinta secara keseluruhan maupun untuk masing-masing komponen cintanya.
2.      Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penulis menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mencari atau menggunakan variabel lain yang berhubungan dengan cinta, seperti pacaran jarak jauh, Internet Romance (menjalin suatu hubungan interpersonal melalui media internet), sehingga dapat dilihat bagaimana ketiga komponen ini dapat tercipta dan terjalin melalui hubungan seperti itu. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan penelitian pada subjek yang berbeda, seperti suami-istri.

                







DAFTAR PUSTAKA

Baron Robert A. & Byrne Donn. 2003. Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga
Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika

Akses Internet:

http://www.referensimakalah.com/2012/10/definisi-cinta-menurut-pakar.htmldiakses             hari Jum’at, 04 April 2014 pukul 23.04 wib.







Created by: Maea, Dheppy, Mia and Nia :)